Medan, September 2024- Dosen Universitas Al Washliyah Medan (UNIVA) berkolaborasi dengan Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) memperkenalkan teknologi tepat guna (TTG) pada budidaya cabai merah di Desa Pematang Guntung, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Program ini diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi hijau dan meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Program PKM yang mendapat pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek tahun 2024 ini menargetkan kelompok tani (Poktan) Paung Pugak, sebuah kelompok yang beranggotakan 29 petani dengan total lahan seluas 42 hektar. Para petani di kelompok ini telah lama mengembangkan budidaya tanaman pangan dan hortikultura, seperti padi dan cabai merah.
Inovasi Pupuk Organik Pelet dan Biochar untuk Produktivitas Tinggi
Ketua Tim Pengusul PKM dari UNIVA, Dr. Syarifa Mayly B. Dachban, SP, MP, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan. Salah satu teknologi yang diperkenalkan adalah pembuatan pupuk organik berbasis limbah kotoran ayam dan biochar untuk meningkatkan produktivitas cabai merah.
“Melalui penerapan teknologi ini, kami berharap dapat mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan, hemat sumber daya alam, serta ramah lingkungan,” jelas Dr. Syarifa. Teknologi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.
Ketua Poktan Paung Pugak, M. Aminullah SP, seorang petani milenial, juga mengapresiasi inisiatif ini. Sebagai petani yang memiliki berbagai pencapaian, termasuk sebagai produsen pupuk organik cair dan penyedia bibit hortikultura, Aminullah optimis bahwa teknologi ini akan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi cabai di desanya.
Pelatihan dan Penerapan Teknologi di Lapangan
Kegiatan PKM ini dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan tentang budidaya cabai merah yang berkelanjutan, serta penerapan teknologi refugia sebagai metode pengendalian hama alami. Selain itu, petani juga diperkenalkan dengan teknologi pembuatan biochar dari limbah organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi penggunaan pupuk.
Pada 14 Agustus 2024, tim PKM bersama pemerintah Desa Pematang Guntung melakukan demonstrasi plot (demplot) budidaya cabai dengan menggunakan sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) dan teknologi refugia. Demplot ini dirancang sebagai sarana pelatihan bagi petani untuk mempelajari teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dukungan dan Harapan Masyarakat
Sekretaris Desa Pematang Guntung, Ibu Aisyah, menyambut baik program ini dan berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani di desanya. “Kami berterima kasih kepada UNIVA Medan atas program ini. Kami berharap para petani dapat terus mengembangkan keterampilan dan teknik budidaya yang lebih maju,” ungkapnya.
Selain pelatihan, tim PKM juga memberikan bantuan berupa mesin pencetak pupuk organik pelet. Mesin ini diharapkan dapat membantu petani dalam produksi pupuk organik yang berkualitas, sehingga meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan kesejahteraan petani.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Ketua Poktan Paung Pugak, M. Aminullah SP, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan. “Kami berterima kasih atas sumbangan alat ini. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan produksi pupuk organik dan berharap usaha kami dapat semakin maju,” tuturnya.
Melalui penerapan teknologi tepat guna dan dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan program PKM ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan pertanian dan peningkatan ekonomi lokal di Desa Pematang Guntung.